Who care? itu mungkin bagi yg sinis dengan pertanyaan diatas. Tapi bagaimanapun juga kita yg mengaku sebagai Manager tak akan bisa sukses tanpa orang lain….tanpa staf yg loyal terhadap anda. Tanpa dukungan dan keringat mereka kita bukan apa2…kita hanya seonggok daging hidup dengan seabrek mimpi. Justru staf anda yg bisa membantu terciptanya mimpi anda sebagai manager…mereka yg membela-belain hidup dikontrakan yg kadang pengap,makan seadanya dan ngirit.
Tapi pernakah kita memikirkan membuat hidup staf yg susah tersebut hidup layak? Atau biarkan saja itu sudah nasib mereka sebagai orang bawah…yg tidak pernah makan tempat kuliah?
Sebenarnya masih ada juga para manager yg berbudi luhur,mensyukuri kesuksesan dengan berbagai. Membuat kebijaksanaan perusahaan berbasis perduli terhadap semua staf. Bagaimana pun semua adalah team work,layak menikmati keuntungan secara proporsional. Kalau anda sukses,bermobil bagus,,,itu bukan semata kehebatan anda…yg diatas (TUHAN) harus juga diingat. Sekali lagi anda hanya seonggok daging hidup tanpa staf2 yg loyal dan ridho TUHAN. Camkanlah…
Mumpung belum jadi Manager nih, temen2/adik2 yang merasa pernah “ikut” saya, mohon masukannya. Aku termasuk orang yang dimaksud gak yah? Na’uzubillah…
Sorry mas…….tulisane pedes, nganggo lombok limo.
Pak Jasir saya ikutan nimbrung ya…
sekedar pendapat pribadi saya, bahwa kemajuan se “orang” manajer, menurut saya bukanlah hasil kerja dirinya sendiri… termasuk kemajuan perusahaan pun bukan hanya sebatas karena se “orang” direktur yang cakap. Namun dibalik itu semua ada banyak pihak yang ikut serta membangun dan mewujudkan goal yang ingin diraih oleh pimpinan.
Namun kita pun perlu pimpinan yang mengerti dan memiliki visi misi yang jelas, kemana arah dan tujuan yang ingin dicapai…
dengan hanya memiliki tujuan namun tidak didukung semua pihak (dari semua level) mustahil hal tersebut bisa terwujud bukan?..
namun kalo kita bicara seorang manajer, maka beliau pun mengalami hal yang sama layaknya staf, dikarenakan diatas beliau pun masih ada atasannya lagi…
kadang manajer ingin membantu mensejahterakan bawahannya namun akan menjadi kendala jika atasannya (atasan manajer) memiliki pola pikir yang berbeda… ini dilema yang seorang manajer alami juga pak..
mohon dikoreksi atau pun masukan dari rekan rekan lainnya…
Pak Arif, saya kira pendapat anda tidak jauh berbeda dengan yg saya tulis. Tulisan ini sebenarnya hanya himbauan dan peringatan buat menyadarkan yg merasa sukses tanpa memperdulikan dukungan sekitarnya yg telah membuat nya menduduki posisi yg empuk. Terima kasih atas tambahan maukannya . Semoga bermanfaat buat kita semua.
bagaimana kalo managernya sudah baik??? sangat peduli dengan bawahan??? bahkan sangat care dengan bawahan??? lantas bawahannya (yang celakanya adalah teman sendiri yang dulu direkrut) sangat tidak tau diri suka menjelekkan atasan, suka rasan2, bahkan hendak menggeser. Bagemana kalo kondisinya begitu???
Sdr Vico, didunia kerja banyak tantangan yg harus dihadapai seorang manager. Salah satunya ya seperti yg anda hadapi. Ada yg menggunting dalam lipatan…..istilah jawanya “di tulung malah mentung = ditolong malah mencelakakan yg menolong. Tapi tidak sedikit perusahaan 2 yg memiliki system yg bagus dan staff yg bisa diandalkan. Kemampuan kita merekurt staff dan memanage dengan baik akan membuat departemen yg kita pimpin solid dan bebas dari orang2 seperti yg anda hadapi.
Didunia kerja saling “memakan” teman juga tidak sedikit dijumpai demi mencapai ambisi….tetapi dengan kemampuan yg di miliki anda bisa menghindari lingkungan kerja yg seperti itu. Bagi seseorang yg memiliki skill bisa memilih lingkungan kerja mana yg di kehendaki…..banyak perusahaan yg memiliki system yg bagus…..pilihan ditangan anda .
Biasanya manajer,bilang kita suruh menunjkan prestasi dulu .baru apa yg kita harapkan akan di pertimbangkan . Prestasi ………..output ..target ….kita berdoa saja kalo rejekinya nggak akan kemana….
Kelemahan kita sebagai bawahan (ini sudah membudaya di Indonesia)….tidak berani (sungkan) menagih janji manajer yg demikian….